SembahyangPenutupan TIONG CIU PIA. Details Date: September 15, 2019 Time: 8:00 am - 5:00 pm Organizer Yayasan Kampung Duri Phone: +(62) 21 - 6316323 Website: www.lociabio.com. Venue Lo Cia Bio Jalan Cibunar No.8, Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10140 Jakarta,
Umat Konghucu Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, saat menggelar Sembahyang Tiong Chiu Pia atau Kue Bulan. Selasa malam 21/09/2021 foto istimewaTuban - Puluhan umat Konghucu di Tempat Ibadah Tri Dharma TITD Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, pada Selasa malam 21/09/2021, menggelar Sembahyang Tiong Chiu Pia atau Kue Bulan dan ritual Dewi Bulan, dalam rangka memperingati musim gugur atau Tiong Chiu Pia atau Kue Bulan dilakukan setiap setahun sekali pada malam Tiong Chiu yakni pada pertengahan musim rontok, sesuai penanggalan Tiongkok, yang tahun ini berlangsung pada tanggal 15 bulan 8 tahun 2572 atau jatuh pada tanggal 21 September adanya pandemi COVID-19, Perayaan malam Tiong Chiu Pia digelar di laut yang diikuti oleh seluruh para nelayan, namun karena adanya pandemi, perayaan digelar di area Konghucu Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, saat menggelar Sembahyang Tiong Chiu Pia atau Kue Bulan. Selasa malam 21/09/2021 foto istimewaKetua Penilik Demisioner Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, Alim Sugiantoro kepada awak media ini Rabu 22/09/2021 mengungkapkan bahwa sembahyang malam Tiong Chiu atau perayaan kue bulan berlangsung pada musim rontok, di mana bulan purnama berada pada posisi yang paling bulat di sepanjang tahun ini."Kegiatan malam pertengahan Tiong Chiu dilakukan setiap tahun dengan sembahyang," tutur Alim Alim Sugiantoro, tak hanya itu, umat Konghucu juga melakukan ritual dewi bulan dan dewa matahari yang turun ke bumi dengan mengitari kolam yang berada di halaman belakang Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, dengan menggunakan perahu."Ritual ini sebagai bentuk kemakmuran bagi seluruh umat. Sementara Dewi Bulan dan perahu sebagai simbolis saja." kata Alim juga menyampaikan bahwa dalam sembahyang tersebut, umat Konghucu juga mendoakan agar pandemi COVID-19 segera sirna, sehingga bangsa Indonesia dapat mengembalikan perekonomian, termasuk para petani mendapatkan hasil panen yang bagus dan melimpah."Semoga tahun depan sudah tidak ada Corona, jadi perayaan kue bulan ini akan kami gelar di laut yang diikuti seluruh nelayan, karena semua orang boleh ikut merayakan," kata Alim Sugiantoro. ayu/imm
Padasaat ini dilakukan sembahyang ke hadapan Malaikat Bumi (Hok Tek Tjeng Sin) sebagai pernyataan syukur, karena makna Hok Tek Tjeng Sin ialah malaikat sejati yang membawakan berkah atas Kebajikan. Kue Thiong Chiu Pia melukiskan bulat dan cemerlangnya rembulan. Bulan seperti juga bumi melambangkan sifat Thian.
Last Updated on 18 April 2021 by Beberapa daerah di tanah air sendiri terdapat satu tradisi yang sering dilakukan di dalam kelenteng, bertepatan dengan sembahyang tanggal 15 bulan 8 Imlek, yakni Zhongqiu Jie atau Festival Musim Gugur. Tradisi yang sudah berumur ratusan tahun ini bernama Utang Pia pinjam pia, atau di beberapa daerah sering juga disebut Pia Hoki, atau amal pia. Tidak jelas apakah tradisi ini dibawa oleh para perantauan etnis Tionghoa, ataukah karena pengaruh akulturasi dengan budaya lokal. Tradisi ini dilakukan oleh si pemohon umat dengan melakukan sembahyang serta Poapoe Zhì xiáo; 擲筊 untuk meminjam pia hoki dari para Dewa-Dewi di kelenteng; dengan maksud untuk dikembalikan berlipat di tahun berikutnya. Biasanya si pemohon akan melipatkan pengembalian nilai nominal awal dari pia dari 1 menjadi 2 dan seterusnya sampai mencapai siopoe. Tradisi ini diyakini akan membuat rezeki kita semakin besar di tahun yang akan datang. Ada tradisi unik bagi umat kelenteng dan masyarakat Tionghoa di Manado Sulawesi Utara, berkaitan dengan sembahyang Zhong Qiu 中秋 Hokkian Tiong Ciu berkaitan dengan kegiatan Hutang Pia. Masih banyak umat yang melaksanakannya hingga kini diberbagai Klenteng. Namun namun jarang yang memahami akar sejarahnya, seperti dimana dan bagaimana kegiatan hutang pia ini bermula. Menurut penelusuran di berbagai dokumen tua yang ada dalam perpusatakaan pribadi saya, baik dokumen berupa catatan yang telah saya konfirmasi melalui wawancara kepada para sesepuh dan mantan pengurus kelenteng kurang lebih 30 tahun yang lalu. Maka jelaslah bahwa kegiatan Hutang Pia adalah wujud salah satu kegiatan umat untuk membantu operasional Klenteng pertama di Manado, yakni Klenteng Ban Hing Kiong 萬興宮; Wan Xing Gong. Klenteng Ban Hing Kiong dalam beberapa catatan sejarah disebut dibangun pada tahun 1819 di Manado. Namun, penelusuran dokumen sejarah yang ada pada saya menunjukkan bahwa jauh sebelumnya sudah dibangun Klenteng Ban Hing Kiong sejak dibangunnya benteng Fort Amsterdam dan kawasan kampung Cina oleh pemerintah Hindia Belanda di Manado. Sedangkan penyebutan tahun 1819 lebih merujuk kepada bangunan Klenteng dipugar menjadi semi permanen. Kegiatan Hutang Pia adalah upaya kreatifitas pimpinan Klenteng Ban Hing Kiong pasca kejadian wabah kolera yang melanda kota Manado di tahun 1930, serta bencana banjir besar di Manado tahun 1936. Lewat penelusuran dokumen yang ada, menyebutkan bahwa kegiatan hutang pia ini mulai dilakukan saat kegiatan sembahyang Zhong Qiu 中秋 Tiong Ciu pada tahun 1937 di Klenteng Ban Hing Kiong Manado. Saat itu, Kapiten Cina di Manado mengangkat Kethio-Kethio pengurus kelenteng sebagai petugas sembahyang di Klenteng Ban Hing Kiong, dan para Kethio inilah yang kemudian melaksanakan kegiatan Hutang Pia untuk operasional persembahyangan di Klenteng Ban Hing Kiong yang pada masa saat itu merupakan satu-satunya Klenteng di Manado. Sebutan Kethio kini berubah menjadi Tauke Klenteng atau petugas sembahyang. Tampak kayu poapoe yang terletak di meja altar sembahyang Adapun Hutang Pia adalah kegiatan seorang umat yang menyakini dengan imannya melaksanakan proses Poa Poe di Klenteng, yakni prosesi “bertanya” kepada Shen Ming 神明 Roh Suci. Tata cara Poa Pwee 跋貝; Bá bèi adalah melempar dua keping kayu berbentuk setengah lingkaran, dengan masing-masing sisinya harus berlainan Filosofi Yin Yang 陰陽. Makna dan arti yang tersirat dalam Poa Pwee adalah 1. Jika satu sisi terbuka dan yang satu tertutup artinya ya, atau direstui. 2. Jika dua-duanya terbuka diartikan “tertawa” atau masih berimbang dan boleh dilakukan lagi prosesi “bertanya” kepada Shen Ming 神明. 3. Jika keduanya tertutup artinya tidak direstui atau tidak. Saat Poa Pwee, seorang umat akan berikrar dan berniat dalam hati dengan mengucapkan jumlah uang berapa yang akan dibayar nanti saat sembahyang Zhong Qiu 中秋 Tiong Ciu tahun depan. Jika misalnya disebut seratus ribu rupiah dan “direstui” melalui Poa pwee oleh Shen Ming 神明, maka kue Pia atau kue bulan boleh diambil, dan nanti dibayar tahun depan kepada pengurus Klenteng. Namun demikian, ada juga yang langsung membayar kontan. Namun jelaslah maknanya bahwa “hutang” yang dibayar tahun depan bermakna “membawa pulang kue pia”. Nanti tahun depan saat sembahyang Zhong Qiu 中秋 Tiong Ciu hutang pia nya dibayar, sekaligus umat sudah bertekad untuk melipat gandakan hutangnya. Misalnya, tahun ini berhutang seratus ribu rupiah, maka setelah dibayar tahun depan, lalu hutang pia lagi, namun jumlahnya digandakan. Tampak seorang umat yang sedang bersembahyang di kelenteng B. Lantas Apa Makna Dibalik Tradisi Ini? Tradisi ini bermakna agar kita selalu berpikiran positif rezeki selalu berlipat naik, tidak ada yang turun rejeki dan membentuk motivasi kita agar lebih giat bekerja. Kehidupan manusia tidak bisa dilalui tanpa perjuangan, tanpa semangat yang tinggi dalam mencapai cita-cita. Melalui tradisi ini, umat kelenteng percaya bahwa rejeki harus terus naik. Makanya tidak ada istilahnya balikin nominalnya tetap, apalagi berkurang. Selain itu, dengan adanya kegiatan hutang pia ini maka kegiatan operasional Klenteng bisa terus berlangsung, karena sumber dananya bertambah, selain sumbangan umat pribadi dan usaha lain. Disisi lain, umat menyakini bahwa dengan melaksanakan hutang pia, sumbangannya dengan membayar hutang dan melipat-gandakan sumbangannya ke Klenteng, maka berkat rejeki akan terus bertambah setiap tahun. Dengan demikian, umat yang melaksanakan hutang pia setiap tahunnya terus bertambah hutangnya dan bertambah pula kontribusi sumbangan bagi operasional dan kas Klenteng. Kini, kegiatan Hutang Pia ini sudah dilaksanakan di hampir semua Klenteng yang ada di Manado. Mungkin, tradisi unik ini juga sudah diikuti di berbagai klenteng lain di Indonesia. Sejarah hutang pia memang berasal dari tradisi kepercayaan dan kegiatan umat Khonghucu maupun umat kelenteng yang datang bersembahyang di Klenteng. Catatan Diolah dari berbagai sumber dan dokumen; dengan penambahan dan pengeditan seperlunya tanpa mengubah maksud konteks asli. Penulis Js. Sofyan Jimmy Yosadi, SH. Yang Chuan Xian; 楊传贤 Badan Pengurus MATAKIN Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Bidang Hukum, Ketua Komunitas Budaya Tionghoa Sulut. Post navigation
SembahyangTiong Ciu Pia, Hari Raya Hok Tek Ceng Sin, Hari Raya Kha Lam Ya: 06-Oct-2018: 27-08-2569: Hari Lahir Nabi Agung Khong Hu Cu: 27-Oct-2018: 13-Sep-2019: 15-08-2570: Sembahyang Tiong Ciu Pia, Hari Raya Hok Tek Ceng Sin, Hari Raya Kha Lam Ya: 25-Sep-2019: 27-08-2570: Hari Lahir Nabi Agung Khong Hu Cu: 17-Oct-2019:
September 13, 2019 800 am - 500 pm Lo Cia Bio, Jalan Cibunar Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10140 Jakarta, Jakarta Pusat 10140 Indonesia + Google Map
MakaTiong Ciu Pia yang melukiskan rembulan juga melambangkan Fu De Zheng Shen (Malaikat Bumi). Di dalam Upacara Sembahyang Besar Zhongqiu hendaklah dihayati makna yang tersirat bahwa Tuhan Maha Besar, Maha Pengasih, dan segenap berkah karunia itu hendaknya mendorong dan meneguhkan iman, menjunjung dan memuliakan Kebajikan karena makna Fu DeLaporan Wartawan Surya, Mochamad Sudarsono TUBAN - Umat Konghucu TITD Kwan Sing Bio Tuban menggelar sembahyang tiong ciu pia atau kue bulan, Kamis 1/10/2020, malam. Sembahyang dalam rangka memperingati musim gugur atau rontok ini dilakukan sesuai penanggalan cina tanggal 15 bulan 8 tahun 2571, yang jatuh pada hari ini, Kamis. Meski dilakukan di luar kelenteng karena tempat ibadah dalam sengeketa hukum, namun sembahyang berlangsung hikmat. Ketua Penilik Demisioner TITD Kwan Sing Bio Tuban, Alim Sugiantoro mengatakan, kue bulan dibuat seiring berkembangnya peradaban manusia, merupakan simbol yang mewujud dari kreasi manusia sebagai hasil olah pikir dan olah rasa. Ini menunjukkan kesadaran manusia atas keterbatasan yang dimiliki, terkait erat hukum yin-yang sebagai wujud Tian Li yang berlaku di jagad raya. • Fakta Dokter RSUD Dr Koesma Tuban Wafat Terpapar Corona, Ada Riwayat Obesitas, Total 4 Dokter Wafat "Kita lakukan sembahyang tiong ciu pia atau kue bulan, ini memperingati musim rontok sebagaimana tradisi di cina," ujar Alim kepada wartawan di lokasi. Dia menjelaskan, adanya sembahyang ini membuktikan jika kelenteng kwan sing bio merupakan milik umat Tri Dharma, bukan buddha. Dalam tradisi sembahyang, umat juga memanjatkan doa agar permasalahan di kelenteng bisa segera berakhir dengan baik. Sekitar 20 lebih umat pun tampak khusuk saat melakukan sembahyang, sesekali menghadap rembulan yang berada di atas laut. "Kita berdoa semoga permasalahan di kelenteng cepat selesai dan juga covid-19 segera hilang," pungkasnya.nok MIeH.